Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Selasa, 15 Februari 2011


mpnp_museum.jpg
MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

SEJARAH GEDUNG
Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (Art Deco), dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama PT Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat. Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945. Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris.
Pemindahan status pemilikan gedung ini, terjadi dalam aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia. Gedung ini diserahkan kepada Departemen Keuangan, dan pengelolaannya oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya.
Pada 1961, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Inggris sampai dengan 1981. Selanjutnya gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran.
Gedung ini menjadi sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia karena pada 16-17 Agustus 1945 terjadi peristiwa sejarah, yaitu perumusan naskah proklamasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Nugroho Notosusanto, menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 tanggal 24 November 1992, gedung yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.1 ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang kebudayaan dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

mpnp_ruang_iv.jpg
RUANG PENGESAHAN NASKAH PROKLAMASI
Ruang-ruang yang terdapat di Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai berikut:
1. Ruang Pra-Proklamasi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, pukul 22.00 WIB (sekitar pukul 23.00 menurut kesaksian Shigetada Nishijima; juru bicara dan staf Pusat Penyelidikan Ekonomi dan Politik yang diketuai oleh Laksamana Tadeshi Maeda), Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan Mr.Ahmad Subardjo, diterima oleh Laksamana Maeda di ruang ini (Nishijima mengisahkan dia dan Subardjo bercakap-cakap di serambi depan, sedangkan Soekarno dan Hatta berada di kamar yang sekarang dikenal sebagai Ruang Pra-Proklamasi. Maeda kemudian turun dari lantai dua menemui Soekarno dan Hatta. Beberapa menit kemudian Subardjo dan Nishijima memasuki Ruang Pra-Proklamasi).
Note: Malam itu Soekarno, Hatta, dan Maeda sempat meninggalkan kediaman Maeda untuk menemui Mayor Jenderal Nishimura, Kepala Staf Umum Operasi Jepang di rumahnya. Pertemuan tidak berjalan baik.Kronik Revolusi Indonesia merekam sebagian percakapan antara Nishimura dan Hatta, sebagai berikut.
Nishimura: Mulai jam 13.00 tadi Jepang tak boleh mengubah status quo. Jadi tentara Jepang menjadi alat Sekutu. Sayang, Jepang tak bisa menolong para pemimpin Indonesia menyelenggarakan kemerdekaan.
Hatta: (Memperingatkan janji Jepang kepada Sukarno-Hatta-Radjiman lewat Jenderal Terauchi).
Nishimura: Tapi sekarang rapat PPKI terpaksa kami larang.
Hatta dkk.: Kalau Jepang tak bisa memenuhi janjinya, rakyat Indonesia sendiri yang akan memerdekakan dirinya. Jepang jangan menghalang-halangi.
Nishimura: Kami harus menghalangi terjadinya perubahan atas status quo.
Hatta dkk.: Apakah tentara Jepang akan menembaki Pemerintah Indonesia?
Nishimura: Apa boleh buat. Tapi sabarlah, Sekutu memperhatikan keinginan bangsa Indonesia. Kami terpaksa menjilat Sekutu.
Hatta: Apakah itu janji dan perbuatan samurai? Demi nasib yang kurang jelek? Hanya berani pada orang yang lemah? Kami akan menunjukkan, bagaimana samurai menghadapi suasana yang berubah.
Nishimura hanya menyetujui diadakannya 'jamuan minum teh'.
Maeda pulang diam-diam. Miyoshi tertegun-tegun dalam menerjemahkan. Sesudah itu mereka ke rumah Maeda (tiba sekitar pukul dua atau menurut kesaksian Nishijima).

mpnp_teks.jpg
HASIL SCAN TEKS PROKLAMASI TULISAN TANGAN BUNG KARNO

2. Ruang Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini (ruang makan di kediaman Maeda) merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo memasuki ruang ini dan mengitari meja bundar, untuk merumuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Subardjo yang menyumbangkan pikirannya secara lisan. Hal ini terlihat dari coretan-coretan yang ada.

3. Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi
Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan-lahan, berulang-ulang, dan Beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju.


4. Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi 
Setelah persetujuan dari hadirin, Soekarno meminta agar Sayuti Melik (suami S.K.Trimurti) mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan bawah tangga dengan ditemani oleh B.M.Diah.

Konsep naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan mengadakan perubahan tiga kata. 'Tempoh' menjadi 'tempo', kata-kata 'wakil-wakil bangsa Indonesia' berubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia', begitu juga dalam penulisan hari dan bulannya ('Djakarta, 17-8-05' menjadi 'Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05').


mpnp_ruang4.jpg

RUANG PENGETIKAN NASKAH PROKLAMASI

Setelah naskah proklamasi selesai diketik segera dibawa kembali ke ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Di ruang ini naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Peristiwa ini berlangsung menjelang waktu subuh, hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Setelah naskah proklamasi ditandatangani, dibicarakan mengenai tempat pembacaan naskah proklamasi dan atas pertimbangan keamanan maka Soekarno mengumumkan bahwa pembacaan naskah proklamasi diadakan di halaman depan rumah kediamannya, Jalan Pengangsaan Timur no.56 (sekarang Gedung Perintis Kemerdekaan, Jl.Proklamasi), pukul 10.00 WIB.

Note: Ribuan rakyat membanjiri Lapangan Ikada karena pamflet yang diedarkan para pemuda menyebutkan pembacaan proklamasi dan upacara bendera akan dilakukan di sana. Ketika mengetahui upacara dilakukan di kediaman Bung Karno, rakyat berbondong-bondong menuju Jl.Pegangsaan Timur, namun ternyata Proklamasi Kemerdekaan telah selesai.

mpnp_sutan_syahrir.jpg

PATUNG DADA SUTAN SJAHRIR

PERISTIWA SEJARAH LAINNYA
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan secara fisik saja tetapi juga dengan cara diplomasi. Awal perjuangan diplomasi terjadi di gedung ini, yaitu pada 17 November 1945 diadakan pertemuan antara pihak Indonesia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan pihak Belanda yang dipimpin oleh H.J.Van Mook, sedangkan dari pihak Sekutu diwakili oleh Philip Christison.

Pada 7 Oktober 1946, atas jasa baik Inggris perundingan dilakukan lagi di gedung ini yaitu antara pihak Indonesia dan pihak Belanda. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Willem Schermerhorn, sedangkan sebagai penengahnya adalah Lord Killearn.
Sumber: Brosur 'Museum Perumusan Naskah Proklamasi' dengan tambahan informasi (dalam bentuk 'note' maupun keterangan dalam tanda kurung) dari Kronik Revolusi Indonesia (Toer dkk., 1999) dan Konflik di Balik Proklamasi (Sularto dan Yunarti, 2010)
Note: Perabot-perabot di Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah replika

Alamat:
MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Jl. Imam Bonjol no.1
Jakarta 10310
Telp. 021-3144 743
Fax. 021-3924 259
http://www.museumperumusannaskahproklamasi.com
Jam Kunjungan:Selasa - Kamis 08.00-16.00
Jumat 08.30-11.00; 13.00-16.00
Sabtu - Minggu 08.30-17.00
Tiket:
Dewasa perorangan Rp 750
Rombongan dewasa Rp 250
Perorangan anak-anak Rp 250
Rombongan anak-anak Rp 100
Senin dan hari besar nasional libur

0 komentar: